Sejarah Singkat Bandara Serai Lampung Barat
Berdasarkan
rencana pengembangan sistem jaringan transportasi dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Lampung, Bandara Serai merupakan Bandara khusus yang
berfungsi selain untuk keperluan navigasi dan mitigasi bencana alam,
juga dapat difungsikan sebagai Bandara umum yang diharapkan mampu
mendorong pengembangan kawasan andalan Liwa-Krui sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi baru di koridor barat Pulau Sumatra. Penetapan
lokasi Bandara Serai dilaksanakan berdasarkan keputusan Menteri
Perhubungan RI No.KP 475/09 tahun 2009 tentang penetapan lokasi Bandar
udara baru di Pekon Serai Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Secara geografis, Bandara Serai berada di 050.12’.31,68”LS dan
1030.55’57,12”BT. Pada konsepnya, rencana pembangunan Bandara serai
dilakukan dalam dua fase, yaitu; fase pertama 2007-2018 dengan panjang
landasan (run way) 1.400 m x 23 m dengan tipe pesawat C-130. Lalu, pada
fase kedua tahun 2018-2027 dengan panjang landasan 2.100 m x 45 m dengan
tipe pesawat Boeing 737/300. Untuk saat ini pada fase 2007-2018,
kondisi Bandara Serai telah memiliki panjang landasan 974 m x 23 m,
Apron 90 x 80 m, taxi way 98 m x 18 m, Resa 90 x 46 m, jalan akses
Bandara Serai 1.800 m x 25 m, gedung administrasi dan tiga unit rumah
dinas.
Kronologis pembangunan Bandara Serai sendiri dimulai pada tahun 2004
dan 2005 dengan pembebasan lahan seluas 50 Ha yang kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan perencanaan Bandara seperti study kelayakan (feasibility
study), masterplan dan DED. Pada tahun 2006, pembangunan diteruskan
dengan pembentukan badan jalan, pembentukan badan landasan dan land
clearing.
Tahun 2007 tahap pembangunan diteruskan dengan pembangunan terminal, pembangunan rumah dinas, kajian kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP), pembentukan badan landasan, land clearing lanjutan, dan konstruksi landasan pacu. Tahapan pada 2008, pembangunan diteruskan dengan pembuatan landasan pacu, timbunan dan pemadatan tanah, konstruksi tahap satu termasuk pengawasan, land clearing dan perluasan Apron, serta pembuatan sumur bor.
Tahun 2007 tahap pembangunan diteruskan dengan pembangunan terminal, pembangunan rumah dinas, kajian kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP), pembentukan badan landasan, land clearing lanjutan, dan konstruksi landasan pacu. Tahapan pada 2008, pembangunan diteruskan dengan pembuatan landasan pacu, timbunan dan pemadatan tanah, konstruksi tahap satu termasuk pengawasan, land clearing dan perluasan Apron, serta pembuatan sumur bor.
Lanjutan pembangunan pada tahun 2009 meliputi; pembuatan saluran terbuka pasangan batu, pembangunan landasan pacu dengan timbunan tanah, pembuatan gorong-gorong dan land clearing Apron lanjutan serta penetapan Bandara Serai oleh Menteri Perhubungan.
Tahun 2010, dilanjutkan pembangunan konstruksi apron dan taxi way. Dan Tahun 2011 dilakukan pembuatan box culvet termasuk inlet dan outlet, pengadaan serta pemasangan VHF portable dan persiapan uji coba penerbangan. Dan pada tanggal 28 September 2011 setelah melalui berbagi survey kelayakan dan atas ijin dari Kementrian Perhubungan, maka dilakukan uji coba Bandara Serai untuk pertama kalinya.
Sumber : Dari berbagai sumber
Foto : Endang Guntoro Canggu
Komentar